Dividen Saham Mandiri

Apakah dividen Apple aman?

Apple meningkatkan dividen sejak 12 tahun.

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Apple telah meningkatkan sebesar 7,933 % setiap tahunnya.

Dalam kurun waktu 5 tahun, naik pembagian dividen meningkat sebesar 5,430 %.

Analis memperkirakan untuk tahun fiskal yang sedang berjalan akan terjadi pertumbuhan sebesar Kenaikan Dividen%.

Video: Komitmen Bank Mandiri Dukung Percepatan Realisasi NZE RI 2060

Kalau anda menyimpan saham untuk jangka panjang (diatas 1 tahun), anda tidak harus menunggu saham anda naik untuk mendapatkan keuntungan. Kalau anda investasi pada perusahaan-perusahaan yang rajin bagi dividen, maka setiap tahun anda berhak mendapatkan dividen perusahaan.

Sehingga anda bisa mendapatkan passive income dari investasi jangka panjang. Pertanyaannya: Berapa keuntungan dari dividen saham yang bisa anda dapatkan? Apakah dividen bisa dijadikan untuk dividend for living?

Pada pos ini, kita akan membahas potensi keuntungan yang bisa anda dapatkan dari dividen saham. Setiap perusahaan membagikan dividen dengan nilai dividen per saham yang berbeda-beda.

Semakin bagus kinerja perusahaan, semakin profitabilitas, semakin mapan kinerja fundamental, perusahaan pasti akan membagikan dividen dengan nominal lebih besar, dan tentunya konsisten.

Di pos ini, kita coba gunakan ilustrasi membeli saham Bank BCA (BBCA) dengan tujuan untuk mendapatkan dividen. Kenapa kita pilih saham BCA?

Karena BBCA adalah salah satu perusahaan blue chip yang rajin bagi dividen, termasuk rajin dividen interim. Dividen saham BBCA relatif lebih besar dibandingkan dividen mayoritas perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Harga saham BBCA ada di kisaran 30.000 per lembar saham. Artinya untuk membeli 1 lot saham BBCA, anda membutuhkan modal sekitar Rp3 juta. BBCA membagikan dividen 2 kali setahun, di mana dividen tahunannya sekitar Rp450 per saham, dan dividen interim sekitar Rp98 per saham.

Nilai dividen BBCA bisa naik ataupun turun tergantung dengan fundamental BBCA (Biasanya juga bisa dipengaruhi kondisi ekonomi). Oke, kita akan gunakan beberapa ilustrasi...

ILUSTRASI DIVIDEN MODAL 50 JUTA

Kalau anda punya modal Rp50 juta dan harga saham BBCA saat ini adalah Rp30.000, maka anda bisa mendapatkan 16 lot saham BBCA (Rp30.000 x 16 lot x 100 lembar saham). Jika dividen tahunan BBCA sebesar Rp450, dan dividen interim sebesar Rp98, maka dividen yang anda terima sebesar:

Dividen tahunan = Rp450 x 16 lot x 100 lembar saham: Rp720.000

Dividen interim = Rp98 x 16 lot x 100 lembar saham: Rp156.800

Dividen total = Rp876.800 (Dividen total selama 1 tahun)

ILUSTRASI DIVIDEN MODAL 100 JUTA

Kalau anda punya modal Rp100 juta, dan harga saham BBCA Rp30.000, maka anda bisa mendapatkan 33 lot saham BBCA (Rp30.000 x 33 lot x 100 lembar saham). Apabila dividen tahunan BBCA Rp450 dan dividen interim Rp98, maka dividen yang anda terima sebesar:

Dividen tahunan = Rp450 x 33 lot x 100 lembar saham: Rp1.485.000

Dividen interim = Rp98 x 33 lot x 100 lembar saham: Rp323.400

Dividen total = Rp1.808.400 (Dividen total 1 tahun)

ILUSTRASI DIVIDEN MODAL 300 JUTA

Jika modal anda 300 juta, dengan asumsi harga saham BBCA Rp30.000, maka anda bisa mendapatkan 100 lot saham BBCA, sehingga jika dividen tahunan sebesar Rp450 dan dividen interim Rp98, maka dividen total yang anda terima adalah:

Dividen tahunan = Rp450 x 100 lot x 100 lembar saham = Rp4.500.000

Dividen interim = Rp450 x 100 lot x 100 lembar saham = Rp980.000

Dividen total = Rp5.480.000 (Dividen total 1 tahun)

ILUSTRASI DIVIDEN MODAL 500 JUTA

Jika modal anda Rp500 juta dan harga saham BBCA Rp30.000, anda bisa mendapatkan 166 lot saham BBCA (Rp30.000 x 1oo lembar saham x 166 lot). Jadi dividen yang anda dapatkan selama 1 tahun adalah:

Dividen tahunan = Rp450 x 166 lot x 100 lembar saham: Rp7.470.000

Dividen interim = Rp98 x 166 lot x 100 lembar saham: Rp1.626.800

Dividen total =Rp9.096.800 (Dividen total selama 1 tahun)

ILUSTRASI DIVIDEN MODAL 1 MILIAR

Kalau anda punya modal Rp1 miliar, dengan asumsi harga saham BBCA Rp30.000, maka anda bisa mendapatkan 333 lot saham BBCA. Maka potensi dividen yang akan anda dapatkan adalah:

Dividen tahunan: Rp450 x 333 lot x 100 lembar saham: Rp14.985.000

Dividen interim: Rp98 x 333 lot x 100 lembar saham: Rp3.263.400

Dividen total: Rp18.248.400 (Dividen total 1 tahun)

Itulah ilustrasi keuntungan dividen yang bisa anda dapatkan, dengan asumsi anda membeli saham BBCA untuk investasi. Tentu saja, nilai dividen tidak akan sama setiap tahun, karena nilai dividen BBCA juga pasti berubah-ubah.

Selain itu, kalau anda investasi saham di perusahaan lain, nominal dividennya pasti juga berbeda. Intinya, cara menghitung keuntungan dividen kurang lebih sama seperti cara diatas. Anda tinggal menyesuaikan saham apa yang anda beli.

Apakah dengan dapat dividen dari saham, maka keuntungannya dapat dikatakan besar? Kita coba ambil satu contoh, di mana anda investasi saham BBCA dengan modal Rp300 juta. Keuntungan dividen yang anda dapatkan setiap tahun adalah Rp5.480.000.

Per bulan, anda akan mendapatkan dividen sebesar Rp456.667. Uang sebesar Rp456.667 tentu masih jauh dari cukup untuk dividend for living.

Kalaupun anda punya duit Rp1 miliar dan investasi di saham BBCA, maka dividen per tahun yang anda terima adalah Rp18.248.400. Kalau dibagi 12 (per bulan), berarti setiap bulan anda "hanya" menerima Rp1.520.700.

Apakah uang Rp1.520.700 bagi anda cukup untuk dividend for living? Mengingat biaya kebutuhan zaman sekarang juga nggak murah.

Jadi kalau anda ingin dividend for living, memang jumlah saham yang anda investasikan harus SUPER BESAR. Bahkan dengan modal Rp1 miliar pun, keuntungan dividen anda per bulan masih dibawah Rp2 juta per bulan.

Pos ini menjawab pertanyaan rekan-rekan yang ingin investasi saham dengan tujuan dividend for living. Buat yang ingin dividend for living, anda harus punya duit besar dulu. Bahkan modal anda harus jauh diatas Rp1 miliar.

Maka dari itu, kalau anda ingin investasi dengan tujuan dapat dividen dan modal anda belum terlalu besar, saran saya jadikan passive income dividen sebagai penghasilan tambahan, jangan sebagai penghasilan utama. Buat enjoy saja.

Karena kalau cuma bergantung dari dividen dengan modal yang belum terlalu besar, biaya kebutuhan anda tidak akan terpenuhi. Toh, jika anda dapat passive income setiap tahun, katakanlah dengan modal Rp300 juta anda dapat passive income sebesar Rp456.667, itu sudah sangat memuaskan.

Atau kalau modal anda Rp50 juta, dan dividen BBCA per tahun yang anda dapatkan sebesar Rp876.800 dan per bulan anda dapat Rp73.000, nonimal tersebut juga sudah cukup bagus, daripada anda hanya mendiamkan uang Rp50 juta yang anda punya.

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan atau emiten kepada pemegang saham. Inilah keuntungan investasi saham selain memperoleh capital gain saat menjual saham.

Dividen dalam investasi saham ada dua macam. Dividen tunai dan dividen saham. Dividen tunai adalah keuntungan berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham.

Sementara itu, dividen saham adalah keuntungan bagi pemegang saham dalam bentuk saham. Jadi, bukan berupa uang tunai.

Pembayaran dividen menggunakan metode dividen interim dan dividen final. Dividen Interim adalah dividen bersifat sementara yang dinyatakan dan dibayarkan sebelum laba tahunan perusahaan ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pembayaran dividen interim akan dilakukan secara berkala dalam satu tahun. Dividen Final adalah pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham yang sudah diputuskan dan ditetapkan dalam RUPS, dalam satu tahun buku tertentu.

Baca Juga: ROE Saham: Pengertian dan Cara Menghitungnya

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!

Faktor yang Mempengaruhi Dividen

Pembayaran dividen adalah salah satu cara perusahaan untuk membagikan keuntungan kepada pemegang saham. Namun, keputusan mengenai seberapa banyak dividen yang akan dibayarkan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kinerja perusahaan, laba bersih, dan kebijakan manajemen. Berikut adalah penjelasan mendetail mengenai bagaimana faktor-faktor ini memengaruhi pembayaran dividen.

Apa yang dilakukan Apple?

Rencana tabungan saham menawarkan kesempatan menarik bagi investor untuk membangun kekayaan jangka panjang. Salah satu keuntungan utamanya adalah efek rata-rata biaya: Dengan berinvestasi dalam jumlah tetap secara reguler ke dalam saham atau dana saham, otomatis anda akan membeli lebih banyak saham ketika harga rendah, dan lebih sedikit ketika harga tinggi. Hal ini dapat menghasilkan harga rata-rata per saham yang lebih menguntungkan seiring waktu. Selain itu, rencana tabungan saham juga memungkinkan investor kecil untuk mengakses saham-saham mahal, karena mereka dapat berpartisipasi dengan jumlah yang kecil. Investasi rutin juga mendukung strategi investasi yang disiplin dan membantu menghindari keputusan emosional, seperti membeli atau menjual secara impulsif. Di samping itu, investor juga mendapat manfaat dari potensi peningkatan nilai saham serta dari pembagian dividen, yang bisa direinvestasikan, meningkatkan efek bunga majemuk dan dengan demikian pertumbuhan dari modal yang diinvestasikan.

Saham Apple dapat dijadikan rencana tabungan di penyedia layanan berikut: Trade Republic, ING, Scalable Capital dan Consorsbank

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank besar RI terpantau bakal segera membayar dividen. Bertepatan dengan momen sebelum lebaran, pembagian dividen ini layaknya jadi Tunjangan Hari Raya (THR) bagi investor.

Paling dekat, pada Kamis (28/3/2027) ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang akan membayarkan dividen. Kemudian, disusul PT Bank Negara Indonesia (BBNI) pada 2 April 2024 dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dua hari setelahnya.

Kebijakan Manajemen

Kebijakan manajemen sangat berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Beberapa faktor manajerial yang mempengaruhi antara lain:

Cara Menghitung Dividen per Lembar Saham (Dividen Tunai)

Kamu memiliki 100 lot atau 10.000 lembar saham BCA. Di tahun berikutnya, perusahaan memutuskan menebar dividen tunai senilai Rp430 per lembar.

Dividen sebelum pajak = 10.000 lembar x Rp430 = Rp4.300.000

Dividen setelah pajak = Rp4.300.000 – (Rp4.300.000 x 10%) = Rp3.870.000.

Dividen tunai yang akan kamu terima atas kepemilikan saham BCA sebesar Rp3.870.000.

Baca Juga: Margin Call Saham dan Forex: Pengertian dan Cara Mencegahnya

Keuntungan Dividen Saham

Dividen saham adalah pembagian saham kepada pemegang saham sebagai pengganti dividen tunai. Keuntungan dividen saham bagi investor, yaitu tidak dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) sampai saham yang diberikan dijual pemiliknya.

Berbeda dengan dividen tunai, dividen yang diterima pemegang saham atau dalam hal ini merupakan wajib pajak orang pribadi dalam negeri, dikenakan PPh Final sebesar 10%.

Dividen tunai tersebut bisa saja bebas dari pajak dengan syarat wajib diinvestasikan kembali ke instrumen investasi sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 18 Tahun 2021. Di antaranya ke surat utang pemerintah, surat utang BUMN, obligasi swasta, investasi infrastruktur dan lainnya.

Baca Juga: Investasi Saham: 5 Cara Menghitung Pendapatan Investasi Biar Cuan Maksimal

Contoh dan Istilah Dividen Saham

Contoh dividen saham yang pernah dilaksanakan pada 2021 dari data KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia):

PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk (CCSI) mengumumkan rasio dividen saham 5:1. Setiap 5 saham lama akan mendapat 1 saham baru. Harga penutupan saham yang berlaku Rp540 per lembar. Jadi, kalau kamu punya 100 lembar saham CCSI bisa menerima 20 lembar saham tambahan.

Pahami istilah penting ini agar mendapatkan dividen, baik dividen saham maupun dividen tunai.

Istilah dalam Dividen Saham

Tanggal terakhir investor dapat membeli saham tertentu untuk mencatatkan diri sebagai investor untuk mendapatkan dividen dari perusahaan tersebut.

Tanggal ketika investor sudah tidak mendapatkan hak dividen dari suatu saham yang dibelinya. Jadi, jangan beli saham di hari atau tanggal ex date.

Tanggal pencatatan bagi pemilik saham yang berhak mendapatkan dividen.

Tanggal pembayaran dividen.

Agar mendapatkan dividen, sebaiknya lakukan pembelian saham paling terakhir saat cum date, dan hold saham minimal sampai dengan ex date.

Kalau Punya 100 Lot Saham Big Bank, Dapat Dividen Berapa?

Secara nominal dividen perbankan besar RI bisa terbilang kecil, tetapi jika kita punya 100 lot saham, akan jadi berapa dividen yang kita terima.

Tanpa melihat di level harga berapa yang investor dapatkan, jika kita punya 100 lot saham BBRI dengan dividen per lembar sebesar Rp235, maka kita akan mendapatkan dividen final sebesar Rp2.350.000.

Sebelumnya pada awal tahun BBRI juga sempat membagikan dividen interim sebesar Rp84 per lembar. Jika ini ditambah, maka investor bisa mendapatkan total dividen dari tahun buku 2023 sebanyak Rp3.190.000.

Untuk saham BMRI jika kita punya 100 lot dengan dividen per lembar sebesar Rp353,95. Kita akan mendapatkan dividen secara tunai sebesar Rp3.539.500. Dengan jumlah lot yang sama, untuk dividen saham BBNI akan mendapatkan Rp2.804.950.

Terakhir, untuk BBCA jika kita investasi 100 lot, kita bisa mendapatkan dividen final sebesar Rp2.275.000. Jika ditambah lagi dengan dividen interim yang dibayar akhir tahun lalu sebesar Rp42,5 per lembar, maka secara total dividen dari laba bersih 2023 akan mendapatkan Rp2.700.000.

Berikut rincian perhitungannya :

Dari data di atas terlihat bahwa BMRI yang membagikan dividen paling besar tahun ini, kemudian disusul BBRI, BBNI, dan BBCA.

CNBC INDONESIA RESEARCH [email protected]

Fasilitas tambahan berupa penggunaan batas portfolio maksimum saham-saham margin yang diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 3 (tiga) kali dari ekuitas (ratio kewajiban 65%) tanpa batasan waktu.

Konsekuensi Fasilitas Margin hanya apabila ratio kewajiban mencapai 75%, maka akan dilakukan forced-sell sesuai dengan ketentuan manajemen risiko IndoPremier.

Syarat dari Fasilitas Margin sesuai dengan Peraturan No. V.D.6 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-258/BL/2008 tanggal 30 Juni 2008 :

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menekankan komitmennya untuk pembagian dividen tahun buku 2024. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pihaknya tidak akan merubah rasio dividen yang dibayarkan atau dividend payout ratio.

"Nggak ada perubahan. Kinerja Mandiri bagus, jadi paling tidak sama dengan tahun lalu untuk rasionya," ujarnya saat ditemui di Plaza Mandiri, Senin (30/9/2024).

Menurutnya, permodalan Bank Mandiri mencukupi, sehingga bank pelat merah ini memproyeksikan dividend payout ratio untuk kinerja tahun ini tidak akan turun.

"Karena kan secara capital memang kita cukup, sehingga dividend payout ratio kita proyeksikan tidak akan turun," pungkas Darmawan.

Mengingatkan saja, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Mandiri awal tahun ini memutuskan untuk membagikan 60% dari laba tahun buku 2023 atau senilai Rp33,04 triliun. Dengan demikian investor akan mendapatkan Rp 353,96 per saham.

Sebelumnya, Direktur Keuangan BMRI Sigit Prastowo mengatakan hal yang senada, bahwa bank berlogo pita emas itu sudah konsisten membagikan dividen dengan payout ratio sebesar 60%.

"Tentunya, ke depan kami ingin mempertahankan level tersebut," kata Direktur Keuangan Sigit Prastowo dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (27/8/2024) lalu.

Meskipun demikian, lanjutnya, manajemen juga tetap memperhatikan tingkat permodalan yang optimal agar dapat mendorong dalam mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang yang berkelanjutan.

Saksikan video di bawah ini:

Apa Itu Dividen Saham?

Pengertian dividen saham seperti yang sudah disebutkan di atas, yaitu pemegang saham diberikan saham tambahan oleh perusahaan secara gratis, sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah.

Biasanya, perusahaan yang menebar dividen saham adalah karena tidak cukup memiliki uang tunai untuk bagi-bagi dividen tunai. Bisa juga untuk mempertahankan pasokan uang tunai yang ada untuk operasional maupun ekspansi bisnis.

Dividen saham dapat meningkatkan jumlah saham beredar. Pembagian dividen saham dan pemecahan saham (stock split) sama-sama dapat menekan harga saham, tetapi tidak akan berpengaruh pada nilai perusahaan.

Saham yang memiliki dividen saham yang tinggi umumnya memiliki beberapa ciri-ciri. Berikut adalah beberapa ciri-ciri saham yang memiliki dividen saham yang tinggi:

Saham Preferen: Saham preferen adalah jenis saham yang memberikan hak lebih kepada pemiliknya, termasuk hak mendapatkan dividen terlebih dahulu 1. Pemegang saham preferen memiliki prioritas dalam pembagian dividen dibandingkan dengan pemegang saham biasa.

Saham Blue Chip: Saham blue chip adalah saham dari perusahaan yang memiliki reputasi baik, kinerja keuangan yang stabil, dan cenderung memberikan dividen secara konsisten 2 3. Perusahaan blue chip umumnya memiliki dividen yang tinggi karena mereka memiliki laba yang cukup besar.

Saham Income: Saham income adalah saham yang memiliki keunggulan dalam membayar dividen yang lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya 3. Jenis saham ini lebih cocok untuk investor dengan profil risiko konservatif atau yang memiliki target pendapatan dividen stabil.

Perusahaan dengan Laba yang Konsisten: Perusahaan yang memiliki laba yang konsisten cenderung memberikan dividen yang tinggi kepada pemegang sahamnya 2. Laba yang stabil menunjukkan kesehatan keuangan perusahaan dan kemampuan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham.

Dividend Yield yang Tinggi: Saham dengan dividend yield yang tinggi menunjukkan bahwa dividen yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut relatif besar dibandingkan dengan harga sahamnya 4.

Kapitalisasi Pasar yang Besar: Saham dari perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang besar cenderung memiliki dividen yang lebih besar Kapitalisasi pasar adalah nilai total saham yang beredar dari suatu perusahaan.

Namun perlu dicatat bahwa ciri-ciri ini dapat memberikan indikasi tentang saham yang memiliki dividen saham yang tinggi, tetapi tidak ada jaminan bahwa saham dengan ciri-ciri ini akan selalu memberikan dividen yang tinggi. Keputusan investasi harus didasarkan pada analisis yang komprehensif dan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kinerja perusahaan, tren industri, dan risiko investasi.